Tidak harus ke hotel bintang lima untuk momen liburan super keren. Buat kamu yang lagi bingung liburan mau kemana, coba saja buat kegiatan ala pecinta alam. Manfaatnya banyak, kamu bisa mengajak teman-teman, sahabat, dan orang-orang terdekat kamu, berbagi cerita dan menciptakan momen kebahagiaan bersama.
Saya memilih camping sebagai cara jitu menikmati keindahan pulau ini. Cara ini sangat cocok buat yang suka jalan-jalan tapi kantong lagi low, seperti saya. Hehehe...
Trily Resort Center (TRC) menjadi lokasi pilihan untuk camping musim kedua di tahun ini. Lokasinya berada di Desa Sebong Pereh Kecamatan Teluk Sebong, Bintan Utara.
Hari itu saya menyempatkan diri beberapa saat keliling lokasi ini sebelum memilih posisi yang tepat untuk membangun tenda.
Tidak menyangka kalau lokasinya sudah sebagus ini. Camping ground yang luas, pantai dan pohon bakau yang tumbuh lebat di sekitarnya. Suasana nature yang sangat mendukung kegiatan outdoor.
Pemandangan laut saat surut juga lumayan mendebarkan jantung dan membuat mata melek. Seketika saya berpikir untuk berlari mencari gonggong, siput kebanggaan Pulau Bintan.
Kalau yang satu ini dinamai taman mangrove. Terletak beberapa meter dari camping ground. saya tidak ingin ketinggalan mengambil gambar. Lumayan buat pamer...
Pujasera TRC, menjelang petang sambil menunggu kabar dari teman-teman yang bakal bergabung, saya mendadak "autis" menikmati hidangan kopi susu disini. Pengunjung lain sudah pada pulang, jadi sepinya warbyasah.
Menjelang malam satu persatu teman-teman mulai datang. Sayang sekali saya tidak sempat mengambil gambar ketika membangun tenda, karena handphone saya lobet. Sedangkan beberapa di antara kami ada yang sibuk mempersiapkan kayu untuk pesta api unggun dan juga bahan-bahan makanan.
Pose menyambut terbitnya bulan, tidak ada yang sadar kalau masih tersisa satu orang lagi crew yang belum datang.
Camping kali ini terbilang berbeda dari sebelumnya karena kehadiran wajah-wajah baru tapi stok lama.
Malam semakin dalam, bulan sebentar lagi berlalu. Kobaran api hadir menghangatkan suasana, diiringi dengan lantun suara gitar musisi-musisi dadakan malam itu. Apa yang membelenggu, lepaskan!!! Hehehe...
Ada berapa jumlah bintang di langit...?, Ya tentu sebanyak yang ditinggalkan bulan. Pertanyaan gila setelah kesurupan jagung bakar. Bersiap untuk tantangan selanjutnya. Menahan godaan untuk tidur...
Setelah melewati malam kami pun berjumpa pagi yang menyapa di antara separuh kesadaran dan keinginan untuk tetap dalam tidur.
Ada yang kurang tanpa kehadiran sosok sarapan pagi. Kopi, dan beberapa minuman yang masih satu genre. Seperti gitar dan irama yang berayun di bawah pohon.
Sebaiknya bangun dan cucilah muka itu. Pagi terlalu cerah untuk mimik sisa malam hari. Bergegaslah menemukan air hangat, sebelum ceritamu bersambung di esok hari.
Sementara, mari kita berada di ujung pertemuan. Saatnya kembali ke habitat masing - masing. Tapi jangan sampai lupa, hari ini kamu luar biasa.
Terimakasih telah membaca....
0 komentar